PandanganDr. Habib Rizieq Syihab dari FPI tentang Wahabi: WAHABI Ada pun Pandangan FPI terhadap WAHABI sebagai berikut : FPI membagi WAHABI dengan semua sektenya juga menjadi TIGA GOLONGAN ; Pertama, WAHABI TAKFIRI yaitu Wahabi yang mengkafirkan semua muslim yang tidak sepaham dengan mereka, juga menghalalkan darah sesama muslim, lalu bersikap MUJASSIM yaitu mensifatkan Allah SWT dengan sifat
NikitaMirzani kembali jadi sorotan publik lantaran mengusik Pimpinan FPI Habib Rizieq yang baru kembali ke Tanah Air.
Salahsatu petinggi Wahabi salafi yg semenjak kecil memang dikader untuk menjadi pejuang Sunnah hakiki malah bertaubat kembali kepada jalan kebenaran Ahlussu
PresidenPilihan Habib Rizieq Shihab Adalah Maret 2018 Antara Habibina Rizieq dan Ustadz Abdul Somad ketika bertemu sangat hangat sekali sambutannya. Suasana sangat mencair dan lepas begitu saja, tidak ada yang ditutupi. Juga tidak ada sekat diantara Ustadz Abdul Somad dan Habibina Rizieq. Terlihat Habibina Rizieq selalu menggenggam erat tangan
dPsCIx. Jakarta - Habib Rizieq Shihab kembali menjalani sidang kasus kerumunan Petamburan di PN Jaktim. Dalam sidang itu, Habib Rizieq Shihab sempat beradu argumen dengan hakim dan jaksa. Habib Rizieq menolak sidang secara Habib Rizieq menolak dihadirkan di sidang online. Habib Rizieq mengaku didorong saat akan dihadirkan di dalam sidang. Sementara itu, hakim meminta agar Habib Rizieq menyampaikan pendapatnya di ruang persidangan yang digelar di PN Jaktim, Jumat 19/3/2021, Habib Rizieq menyampaikan bersedia hadir di sidang secara langsung. Tetapi, jika sidang digelar secara online, dia keberatan. Namun hakim menyampaikan, jika Habib Rizieq tidak hadir, akan merugikannya. Akan tetapi Habib Rizieq menyampaikan tidak jadi masalah jika sidang tetap berjalan sementara dia keluar sidang. Hingga akhirnya dalam sidang tersebut jaksa penuntut umum membacakan ini tanya-jawab lengkap Habib Rizieq, hakim, dan jaksa Hakim Ya, sudah ada Terdakwa, Saya didorong, saya tidak mau hadir. Sampaikan ke Majelis Hakim, saya tidak ridho dunia-akhirat. Saya dipaksa, didorong, Makasih, makasih, silakan duduk dulu, saya ingin jelaskan, Ini hak asasi saya yang dijamin Ya betul, betul, Habib. Makanya itu, kita adili dengan baik. Dengarkan dulu, Dipaksa, Karena Terdakwa secara terus-menerus bertingkah laku yang tidak patut sehingga mengganggu ketertiban sidang, kami mohon kepada majelis hakim untuk meneruskan sidang ini. Terima kasih, UU menjamin dan melindungi saya untuk dihadirkan di ruang sidang. Saya minta menuntut UU itu dikerahkan. Ini pengadilan ada di bawah kekuasaan UU, kok hak saya Jadi gini, Habib, ini adalah persidangan negara, bukan persidangan pemerintah. Coba lihat di belakang saya, di belakang saya tuh tidak ada foto Presiden dan Wakil Presiden. Itu adalah gambar burung Garuda, menandakan ini adalah sidang negara yang terhormat untuk Habib ini. Makanya, Habib, saya minta supaya ini digunakan betul untuk memperoleh keadilan, untuk memperoleh hak-haknya sebagai terdakwa ada di sini, Habib. Karena itu, saya mohon kepada hakim mematuhi semua perintah di persidangan ini. Kalau Habib tidak memenuhi perintah di persidangan, Habib akan mendapatkan seperti ini karena ini adalah proses hukum negara. Proses hukum negara yang harus dipatuhi Habib. Jadi saya minta pengertian Habib supaya dapat diperlakukan dengan baik, dengan adil ikuti perintah dalam persidangan iniHRS Sidang online ini saja sudah tidak adil, Majelis Hakim. Sidang online ini kan hanya berdasarkan perma. Perma itu sendiri ada dua alternatif ada online dan offline. Kalau Majelis Hakim ingin mengambil online, harus dengan persetujuan Terdakwa, nggak bisa mengambil sepihak. Kita kembali kepada KUHAP Pasal 154, Pasal 152, saya punya hak untuk hadir di dalam ruang sidang. Saya bukan nggak mau ikut sidang, saya Mohon izin, Majelis. Karena kita masih sesuai dengan penetapan nomor 221 di mana persidangan dilakukan secara online, kami mohon untuk agenda sidang ini tetap dilanjutkan untuk membaca dakwaan. Terima kasih, Hari ini, saat ini saya kalau diperintahkan untuk hadir dalam ruang sidang, saya jalan, hari ini, detik ini. Saya sangat menghadiri ruang sidang, saya sangat menghormati proses hukum. Saya siap hadir duduk di ruang sidang sesuai amanat UU. Nggak bisa perma mengalahkan UU, kecuali kalau UU itu diubah oleh DPR atau Bapak Presiden Jokowi hari ini juga membuatkan perppu yang mewajibkan saya hadir online, saya siap untuk menaati UU atau perppu yang ada. Tapi, kalau UU yang memberikan hak kepada saya dilanggar semacam ini, di mana saya mencari keadilan, di mana saya mencari keadilan. Sidang online ini saja sudah tidak Jadi, Habib, saat ini adalah masalah pandemi COVID-19 itu mendunia, bukan cuma kita, sehingga berlaku namanya protokol kesehatan. Di mana-mana seluruh dunia berlaku seperti begini. Jadi karena situasi inilah sehingga keinginan Habib untuk hadir secara langsung itu tidak bisa dipenuhi. Alasan protokol kesehatan yang sudah ada keputusan presidennya, ada peraturan menterinya, ada peraturan gubernurnya mengenai protokol kesehatan, itulah penyebabnya sehingga tidak bisa hadirkan Habib secara Begini, Majelis, kemarin kan pada persidangan pertama pada sidang pertama dalam ruangan itu di mana majelis hakim ada, ada puluhan pengacara, ada puluhan jaksa, ada puluhan wartawan, ada puluhan orang kumpul....Jaksa Mohon izin, Majelis, kami rasa kita tidak perlu mendengarkan keterangan dari Terdakwa. Kami mohon untuk melanjutkan sidang yang terhormat ini, Majelis, tanpa mendengarkan omongan dari Baik, baik, saya mohon minta kepada Habib supaya tenang, duduklah menghadiri persidangan ini. Apa yang Habib cari adalah untuk memperoleh keadilan, ini adalah kesempatan yang baik. Saya mohon duduklah, kita lihat di persidangan ini apakah benar Habib bersalah atau tidak bersalah. Kita uji di sini, di persidangan Justru saya menghormati sidang begitu. Saya berharap sidang ini bisa adil, sehingga saya bisa mendapat kejelasan hukum. Saya tidak boleh hadir di ruang sidang sementara Izin, Majelis, kami sekali lagi ulangi bahwa kita ini tidak perlu mendengarkan karena belum saatnya Saudara Terdakwa ini untuk mengajukan keberatan. Kami agendanya hari ini adalah pembacaan surat dakwaan penuntut Baik, baik, ya sebentar, saya jelaskan dulu, Habib, ya. Itu adalah keberatan Jaksa Penuntut Umum. Nah, sekarang gini, Habib, karena ini tempatnya Habib untuk memperoleh keadilan, makanya itu ikuti dengan baik proses persidangan ini. Apabila Habib tidak mau mengikuti persidangan ini, maka merugikan Habib sendiri, bukan menguntungkan, karena sidang tetap jalan meskipun Habib tidak ada di persidangan. Sidang tetap jalan, itu adalah perintah KUHAP. Jadi yang rugi adalah Habib sendiri, padahal kesempatan Habib untuk melakukan pembelaan diri di sini. Apa yang dibacakan Jaksa tadi Habib tidak mendengar itu bisa tetap bisa jalan persidangan meskipun Habib berada di luar di Saya siap mendengarkan dakwaan JPU di dalam ruang sidang, bukan di ruang Mabes Polri. Saya siap mendengarkan dakwaan 3 jam, 5 jam, 7 jam, 8 jam saya siap untuk mendengarkan dakwaan jaksa, tapi hadirkan saya dalam ruang sidang pengadilan. Saya akan ikuti seluruh rangkaian pengadilan dari awal sampai akhir dengan tertib dengan disiplinJPU Mohon izin, Majelis, ruangan persidangan sesuai Perma Nomor 4 Tahun 2020 tempat terdakwa ditahan juga termasuk ruangan persidangan. Terima kasih, Jadi begitu Habib, ya, ada disampaikan keberatan Jaksa memang ada dasarnya itu, ada peraturan MA mengenai sidang online ini. Jadi tidak ada alasan kita tidak sidang, Habib. Hanya saya sayangkan sekali karena yang rugi adalah Habib sendiri kalau tidak mengikuti persidangan ini, itu yang ingin saya sampaikan, itu yang ingin saya katakan kepada Habib saat Baik, kalau memang harus dipaksakan sidang online, silakan Majelis Hakim Yang Mulia melanjutkan sidang ini bersama Jaksa tanpa kehadiran saya dan pengacara. Saya ikhlas, saya ridho, saya tunggu vonisnya berapa pun yang ditetapkan, saya ridho. Jadi saya tidak pernah mendapatkan keadilan kalau sidangnya melalui online. Saya tidak menentang sidang, silakan Hakim dan Jaksa melanjutkan sidangnya. Saya permisi, saya tidak akan pernah mengikuti sidang kalau online. Tapi kalau sidang offline, saya siap ikut dari awal sampai akhir dengan tertib, dengan disiplin. Saya akan ikuti semua peraturan karena itu amanat KUHAP 152 dan Mohon izin, Majelis Hakim, sebagaimana permintaan daripada Terdakwa bahwa Perma No 4 Tahun 2020 adalah mempunyai kekuatan hukum dan yuridis yang kuat karena Mahkamah Agung mempunyai kewenangan atribut untuk mengeluarkan peraturan dalam mengatur demikian, kami memohon kepada Majelis Hakim karena Terdakwa dapat dikategorikan telah membuat kegaduhan di ruang persidangan yang sudah berdiri Terdakwa di ruang persidangan Bareskrim Polri, maka kami mohon diterapkan Pasal 107 KUHAP supaya mengeluarkan Terdakwa dari ruang sidang dan melanjutkan persidangan Sebentar dulu, saya menjelaskan sama Habib. Habib, gini, tolong dengarkan dulu, ini adalah kesempatan yang terbaik untuk Habib mencari keadilan. Makanya saya berharap Habib bisa mengikuti persidangan. Karena itu tadi, meskipun Habib juga tidak ikut duduk di ruangan persidangan ini, itu tetap sidang akan jalan. Mengenai keinginan Habib untuk dihadirkan secara langsung di persidangan ini, kami tidak bisa terima. Kami mohon maaf, itu UU-nya tegas, nggak bisa kita melakukan persidangan di sini karena itu akan memancing kerumunan massa. Habib ini banyak simpatisan di sini, banyak simpatisan di luar. Ketika Habib datang di sini, itu akan terjadi kerumunan, kerumunan yang sangat besar, dan ini tidak akan mengurangi nilai persidangan kita karena ini audionya audio-visual ini sudah dibenahi dua hari kemarin itu. Kalau kemarin alasan Habib yang mengeluhkan audio-visual kami terima makanya sidang langsung kami tunda hari Jumat ini karena memang beralasan, alasan video audio-visual tidak bagus. Nah, sekarang kami sudah membenahi semua audio-visual, baik jaringan yang ada di sini maupun jaringan yang ada di situ, sudah terkoneksi dengan baik. Ini kan terkoneksi dengan baik Maaf, Majelis Hakim, kemarin, kemarin seminggu yang lalu, kita sama tahu para koruptor Djoko Tjandra, jaksa Pinangki, Irjen Napoleon Bonaparte, bisa hadir dalam ruang sidang, kenapa saya tidak bisa?Hakim Maaf ya, Habib, itu beda. Habib ini banyak simpatisannya. Ketika hadir di sini, banyak kerumunan itu, itulah perbedaan Habib dengan yang lain, bukan diskriminasi. Tolong dipercaya, tidak ada diskriminasi di sini, Habib. Hanya masalah keadaan yang kita lihat ini akan terjadi kerumunan massa sehingga tidak mungkin dilakukan Habib hadir di sini langsung, itu permasalahannya. Ini kan kita bicara sudah terang, langsung respons, ini bagus sekali audio-visual sekarang ini. Jadi tolong Habib dimengerti untuk kepentingan Habib sendiri ini, ya. Jadi atau tolong duduk dululah karena kalau dalam keadaan emosi, kita tidak bisa berpikir secara jernih. Tolonglah Habib duduk dulu supaya bisa berpikir dengan tenang, berpikir dengan jernih, untuk mengikuti proses persidangan iniHRS Untuk bisa dipertimbangkan, kalau alasannya ada kerumunan massa yang begitu banyak, saya siap untuk bantu Majelis Hakim, saya siap Tidak bisa, tidak bisa, Habib. Mohon maaf, ada perintah UU yang harus kita penuhi. Ini kan tidak mengurangi nilai persidangan ini, yang paling penting sekarang adalah kita mau menguji dakwaan yang didakwakan kepada Habib ini apakah dakwaan itu benar atau tidak benar. Kita lihatlah bukti-bukti di persidangan ini, itu yang kita harapkan sekarang. Kita di sini hanya melihat bukti bukti itu yang kita kaji di Saya hormati putusan Majelis Hakim. Terima kasih atas segala informasi arahannya. Tapi sekali lagi, saya sampaikan dengan berat hati, saya tidak ridho untuk sidang secara online. Dan kalau dipaksakan, saya mohon izin saya akan walk out, saya akan keluar dari ruang sidang ini. Kalau Majelis Hakim dan para jaksa ingin melanjutkan sidang, saya ridho. Anda semua melakukan sidang tanpa kehadiran saya dan tanpa kehadiran pengacara, saya siap tunggu di dalam sel berapa vonis yang akan dikemukakan. Saya ridho, saya tidak mau berdebat lagi, saya tidak mau menghina pengadilan ini, Majelis Hakim yang terhormatJPU Mohon izin, Majelis, sekali lagi penetapan atau perintah Majelis Hakim untuk menghadirkan Terdakwa di depan persidangan, tentunya ketika meninggalkan persidangan juga harus izin Majelis Ya itu adalah sikap dari Terdakwa sekarang, maka ini dicatat di berita acara ya. Silakan duduk, Saya minta izin saya ingin meninggalkan ruang ini supaya tidak ribut terus, ini samping kiri-kanan saya ada polisi dan Alasan Terdakwa memilih untuk offline dan apa alasan terdakwa memilih untuk offline, mohon dijelaskan dan ini mohon dicatat oleh panitera sebagai pertimbangan karena kami selaku JPU menganggap bahwa baik persidangan secara online maupun offline adalah sama tujuannya adalah untuk pembuktianHakim Jadi Habib, saya mohon pengertiannya. Kami akan memerintahkan Jaksa untuk membacakan surat dakwaan. Kami mohon Habib supaya tenang di situ ya. Silahkan duduk, Terima kasih, jaksa pun membacakan dakwaan Habib Rizieq. Saat jaksa membacakan dakwaan, Habib Rizieq yang masih berdiri sempat diminta hakim untuk duduk. Rizieq masih tampak berbicara di depan mikrofon tapi tidak terdengar suaranya. yld/dhn
ASEAN Beat Politics Southeast Asia The firebrand’s return comes at a time of Islamist political ascendancy in Indonesia. Islamist groups hold demonstrations against then Governor Basuki Tjahaja Purnama in Jakarta on December 2, 2016. Credit Flickr/Abraham ArthemiusOn November 10, the firebrand Islamic preacher Rizieq Shihab returned to Indonesia from exile in Saudi Arabia to a hero’s welcome. Rizieq has long been a fixture of Islamist politics in Indonesia. In August 1998, he founded the Islamic Defenders Front Front Pembela Islam, or FPI, and played a key role in the arrest and conviction of Jakarta’s then governor, Basuki Tjahaja Purnama, on charges of blasphemy in downfall of Basuki, known commonly by his nickname Ahok, illustrated Rizieq’s formidable reach and popularity. The first ethnic Chinese to govern Indonesia’s capital for more than half a century, Ahok became a target of Islamist groups after he quoted a passage from the Quran during a political comment set off a campaign of public rallies that demanded that he be charged with blasphemy. Many demonstrations were held in Jakarta, but the single biggest one took place on December 2, 2016, during which hundreds of thousands of people poured into the streets. A group of FPI-led anti-Ahok groups coalesced under the “212 Movement,” which took its name from the date of the rally, which eventually sounded the political death knell for Ahok. In 2017, he lost the gubernatorial elections to Anies Baswedan, and was subsequently charged and jailed. Shortly before Ahok’s conviction, however, Rizieq fled to Saudi Arabia to escape a number of charges, including alleged violations of Indonesia’s pornography law and the country’s official Pancasila return is directly related to political developments taking place in Indonesia today. The preacher argued that he had no reason to stay in Saudi Arabia any longer, given the legal issues he faced there, including visa violations, while the Indonesian authorities dropped the various charges against has stated that he was needed in Indonesia to help the country overcome a number of crises, especially the rising impoverishment and suffering of Indonesian Muslims. These woes he blamed on the continued spread of COVID-19, the economic harm of the trade war, and the crisis of confidence in the government of President Joko “Jokowi” Widodo, caused by corruption scandals and the alleged influence of vested more important, the political forces supporting Rizieq’s return have also become more influential in Jakarta. Jokowi has been blamed for mismanaging the COVID-19 pandemic, which continues its alarming spread in Indonesia. As of December 3, Indonesia had recorded 557,877 confirmed cases of the disease and 17,355 deaths – both the highest figures in Southeast. Meanwhile, the passage of the controversial Omnibus Law on job creation, widely perceived to benefit local ethnic Chinese interests as well as large conglomerates in China, has led to massive protests akin to the anti-Ahok demonstrations, with most conservative Islamist groups opposed to the new continued popularity signals that Indonesia’s various anti-Jokowi Islamist forces are fast coalescing into a political group that could undermine the stability of the current government as the country moves toward the next presidential elections in 2024. For groups and individuals jockeying for political power ahead of the elections, supporting Rizieq makes sense, given his immense mobilizational capacity and ability to bring Islamic forces to the streets, something vital in Indonesia where 90 percent of the populace adheres to Islam. In times of crisis, Rizieq has proven himself adept at winning the hearts and minds of Indonesian Muslims. Jokowi’s opponents are hoping that just as Rizieq helped defeat Jokowi’s ally and former deputy Ahok in the 2017 gubernatorial elections in Jakarta, the same can be repeated at the presidential level in key player in this political calculus is two-time Vice President Jusuf Kalla, who is reported to have met Rizieq in October 2020 when he was on his Umrah in Mecca, and is believed to have secured the firebrand’s safe return. Kalla is hoping that Anies, who defeated Ahok to become Jakarta’s governor in 2017, could become Indonesia’s next president. Kalla and Anies have historically been close, not just due to their ideological affinity, as members of the Muslim Students’ Association Himpunan Mahasiswa Indonesia and the national Islamic organization Muhammadiyah, but also due to the various favors that Anies has done for Kalla’s businesses in Jakarta since he took office as the COVID-19 pandemic and the trade war have seriously weakened Indonesia’s economy and undermined the Jokowi government, and may partly explain the timing of Rizieq’s return, it is probably these political considerations that are most important. Kalla believes that Anies may be the right candidate to win the next presidential election, especially through mass mobilization along Islamic lines in Java, Sumatra, and is perhaps hoping to project Anies as a powerful national figure, akin to Turkey’s Recep Tayyip Erdogan, the former mayor of Istanbul, later prime minister, and since 2014, the country’s president. What Kalla needs is a “hero figure” with ideas that would capture the nation’s imagination. With reformist political parties including Jokowi’s PDI-P having been at least partly discredited, this leaves the right-wing in a good position to capture power in the mobilizational capacity of Rizieq and the FPI, and with the figure of Anies as a successful governor of Jakarta, Kalla has stitched together various Islamist and right-wing groups into a formidable coalition. The re-surfacing of the formerly banned Masjumi Party last month is also a signal of the resurgence of conservative Islam in Indonesia. Fear of being opposed and harassed by the FPI could prompt many politicians to back whomever Rizieq supports, as happened in the 2017 gubernatorial elections in Jakarta. Other hard-line Islamist groups and political parties, such as the Prosperous Justice Party Partai Keadilan Sejahtera, are expected to support Anies, just as the moderate NASDEM party has also opportunistically voiced support for Anies’ potential 2024 presidential expected to run again in 2024 is Defense Minister Prabowo Subianto, who tried and failed twice to defeat Jokowi in 2014 and 2019. While Megawati Sukarnoputri, the head of Jokowi’s Indonesian Democratic Party of Struggle PDI-P, may want Prabowo to pair up with her daughter Puan Maharani in 2024, a Prabowo-Anies ticket cannot be discounted as Megawati suffers from severe trust Anies’ partner is not a civilian, then a military figure may also be a potential possibility with the current chief of the army, Andika Perkasa, also a strong candidate. Andika would be able to provide the impression of stability if Anies is elected as president. This would make Andika’s father-in-law Hendropriyono, a former general, intelligence chief and minister, a key political player despite his advanced Prabowo-Anies or Anies-Andika ticket would both offer a formidable challenge to any politician, given that key political parties such as GOLKAR, PAN, PPP, GERINDRA and NASDEM could all be expected to back this coalition, to the detriment of the current political forces led by PDI-P. The groups and individuals that backed Ahok and have been accused of suppressing Muslims and Islamic interests, including key members of the police, will clearly be the losers, even victims, of the coming political be sure, the influential Islamic organization Nahdatul Ulama NU, often seen as more moderate than Muhammadiyah, does not share Rizieq’s ideological outlook, and can be expected to distance itself from such an Anies-led coalition. But then again, in 2016, Ma’ruf Amin of the NU joined forces with Rizieq to bring down Ahok, and this could be repeated, given that Muhammadiyah would be expected to support a coalition of Anies, Kalla, and Rizieq. NU’s political wing, the National Awakening Party Partai Kebangkitan Bangsa, may likewise support Anies if need situation remains in flux, and the balance of interests may at any one time change the political calculus of Anies and whoever Rizieq endorses. But whatever the ultimate outcome, Rizieq’s return to Indonesia, which happened to coincide with Indonesia’s Heroes’ Day, can be expected to have wide-ranging political ramifications, especially at a time when Jokowi is under fire for failing Indonesians on the COVID-19 pandemic, while allegedly opening the country to exploitation by the Chinese government and local ethnic Chinese business interests. Under these circumstances, Rizieq is in a strategic position to champion Islamist-oriented causes, all the more when these goals are synchronized to capture the presidency in 2024, leading to the possible rise of Anies Baswedan as “Indonesia’s Erdogan.’”Bilveer Singh, PhD, is the deputy head of the Department of Political Science, National University of Singapore.
O uso do chess24 requer o armazenamento de alguns dados pessoais, conforme descrito abaixo. VocĂŞ pode encontrar informações adicionais em nossas PolĂtica de cookies, PolĂtica de privacidade, Aviso Legal e Termos de uso de website. Observe que suas configurações de dados podem ser alteradas a qualquer momento clicando no link Configurações de dados no rodapĂ© na parte inferior do nosso site. Dados Necessários Some data is technically necessary to be able to visit the page at all. A so-called cookie stores identifiers that make it possible to respond to your individual requests. It contains a session ID - a unique, anonymous user ID combined with an authentication identifier user_data. A security identifier csrf is also stored to prevent a particular type of online attack. All of these fields are alpha-numeric, with almost no relation to your real identity. The only exception is that we monitor some requests with the IP address that you are currently using, so that we are able to detect malicious use or system defects. Additionally, a technical field is stored singletab to ensure that some interactions are only processed in the browser tab that is currently active. For example, a new chess game will not be opened in all your current tabs. We use your local storage to save the difference between your local clock and our server time serverUserTimeOffset, so that we are able to display the date and time of events correctly for you. You can also enable more data fields, as described in the other sections. Your personal decision on which data storage to enable is also stored as necessary information consent. Dados de Configurações We offer a range of personal settings for your convenience. Options include which opponents you prefer to be paired against, your preferred chessboard and pieces, the board size, the volume setting of the video player, your preferred language, whether to show chat or chess notation, and more. You can use our web page without storing this data, but if you would like to have your individual settings remembered we recommend enabling this feature. For logged-in registered users this setting is mandatory to store information about your privacy settings, users you have blocked and your friendship settings. As a registered user we also store your data consent in these settings. Dados de mĂdia social We embed a Twitter feed showing activity for the hashtag c24live and also make it possible to share content in social networks such as Facebook and Twitter. If you enable this option social networks are able to store data in your cookies or local storage for the purpose of these features. Dados estatĂsticos Ative esse recurso para nos permitir coletar mais medidas e estatĂsticas individuais, para que possamos tomar melhores decisões sobre quais conteĂşdos e recursos sĂŁo importantes para vocĂŞ e que deve ser uma prioridade a ser aprimorada. Dados de Marketing Para ajudar a cobrir o custo dos serviços gratuitos, gostarĂamos de mostrar anĂşncios de nossas redes de parceiros. Os membros dessas redes armazenam dados nos banners mostrados a vocĂŞ e tentam exibir anĂşncios relevantes. Se vocĂŞ optar por nĂŁo permitir esse tipo de dados, teremos que mostrar mais anĂşncios anĂ´nimos e ficaremos mais limitados nos serviços gratuitos que podemos oferecer. Usamos os serviços do Google para exibir anĂşncios. VocĂŞ pode encontrar detalhes sobre como seus dados sĂŁo tratados aqui Outros dados Para usuários registrados, armazenamos informações adicionais, como dados de perfil, partidas de xadrez disputadas, sessões de análise de xadrez, postagens em fĂłruns, bate-papos e mensagens, seus amigos e usuários bloqueados e itens e assinaturas que vocĂŞ comprou. VocĂŞ pode encontrar essas informações em seu perfil pessoal. Um registro gratuito nĂŁo Ă© necessário para usar este aplicação. Se vocĂŞ decidir entrar em contato com a equipe de suporte, um ticket será criado com informações que incluem seu nome e endereço de email para que possamos responder Ă sua preocupação. Esses dados sĂŁo processados ​​no serviço externo Zendesk. Se vocĂŞ assina uma newsletter ou está registrado, gostarĂamos de enviar atualizações ocasionais por email. VocĂŞ pode cancelar a inscrição de newsletters e, como usuário registrado, pode aplicar várias configurações de correio para controlar como o seu endereço de email Ă© usado. Para newsletters, transferimos seu endereço de email e nome de usuário para o serviço externo MailChimp. Se vocĂŞ comprar conteĂşdo ou assinaturas no chess24, trabalhamos com o provedor de serviços de pagamento Adyen, que coleta seus dados de pagamento e processa informações sobre o pagamento, como dados de proteção contra fraudes.
*Observação importante– em parceria com a U-TV, oferece mais de 140,000 transmissões de eventos ao vivo por ano. Contudo, por favor, note que os direitos de propriedade intelectual para transmitir tais eventos sĂŁo geralmente de nivel nacional, portanto, dependendo da sua localização, pode haver certos eventos que vocĂŞ pode ser incapaz de visualizar devido a essas restrições. Antes de se inscrever no U-TV e adicionar crĂ©ditos em sua conta para assistir ao Al Khalidiyah Al Riffa, ou qualquer transmissĂŁo privada de eventos via U-TV, verifique com a U-TV se, dependendo do seu local de residĂŞncia, será possĂvel assistir ao evento em questĂŁo.
*Observação importante– em parceria com a U-TV, oferece mais de 140,000 transmissões de eventos ao vivo por ano. Contudo, por favor, note que os direitos de propriedade intelectual para transmitir tais eventos sĂŁo geralmente de nivel nacional, portanto, dependendo da sua localização, pode haver certos eventos que vocĂŞ pode ser incapaz de visualizar devido a essas restrições. Antes de se inscrever no U-TV e adicionar crĂ©ditos em sua conta para assistir ao Rayka Babol FC Qashqai Shiraz, ou qualquer transmissĂŁo privada de eventos via U-TV, verifique com a U-TV se, dependendo do seu local de residĂŞncia, será possĂvel assistir ao evento em questĂŁo.
habib rizieq vs firanda